BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap anak mampu
mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan
stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang
dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang
mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa
si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu
usaha yang dilakukan si kecil.
Perkembangan motorik
sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak.
Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan
mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya
perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya
kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi
menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat,
naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi
seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta
memainkan benda-benda atau
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan
perkembangan motorik?
1.2.2 Apa perbedaan antara motorik kasar
dengan motorik halus?
1.2.3 Bagaimanakah tahapan perkembangan
motorik halus pada anak usia 0-2 Tahun?
1.2.4 Bagaimanakah bentuk stimulasi dari
tahapan perkembangan motorik anak usia 0-2 Tahun?
1.3
Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi perkembangan
motorik
1.3.2 Mengetahui perbedaan antara
motorik kasar dengan motorik halus
1.3.3 Mengetahui tahapan perkembangan
motorik halus pada anak usia 0-2 Tahun
1.3.4 Mengetahui bentuk stimulasi dari
tahapan perkembangan motorik anak usia 0-2 Tah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Motorik adalah
terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue adalah suatu dasar biologi
atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak
(movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasrkan oleh proses
motorik. Karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement),
maka setiap penggunaan kata motorik selalu dikaitkan denga gerak dan didalam
penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak.
Perkembangan motorik
adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,
perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak.
Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi
yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh
otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian
gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.
2.2
Perbedaan Motorik Halus dan Motorik Kasar
Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan
dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya.
Setiap anak mampu
mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan
stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang
dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang
mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa
si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat
mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.
2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
Kemampuan motorik yaitu kemampuan untuk
melakukan gerakan diawali dengan koordinasi tubuh, duduk, merangkak, berdiri,
dan diakhiri dengan berjalan. Hal ini ditentukan oleh perkembangan kekuatam
otot tulang, koordinasi otak untuk menjaga keseimbangan tubuh. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik yaitu:
1.
Faktor Genetik
Individu
yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang perkembangan
motorik misalnya otot kuat, syaraf baik, cerdas, menyebabkan perkembangan
motorik aindividu tersebut menjadi baik dan cepat.
2. Faktor
Kesehatan pada Periode Pranatal
Janin
yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak
kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin, dapat membantu memperlancar
perkambangan motorik anak.
3.
Faktor Kesulitan dalam Kelahiran
Anak
yang mengalami kesulitan dalam kelahiran, misalnya dalam perjalanan kelahiran,
kelahiran dengan bantuan alat (vakum, tang) sehingga anak mengalami kerusakan
otak, akan memperlambat perkembangan motorik anak.
4.
Faktor Kesehatan dan Gizi
Kesehatan
dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat semua
bagian tubuh, akan memprecepat perkembangan motorik.
5.
Rangsangan
Adanya
rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakan semua bagian tubuh,
akan mempercepat perkembangan motorik.
6.
Perlindungan
Perlindungan
yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak, misalnya anak
hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh, akan menghambat
perkembangan motorik anak.
7.
Prematur
Kelahiran
sebelum masanya disebut prematur, biasanya memperlambat perkembangan motorik.
8.
Kelainan
Individu
yang mengalami kelainan, baik fisik maupun psikis, sosial, mental, biasasanya
mengalami kehambatan perkembangan motorik.
9.
Kebubayaan
Peraturan
daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak. Misalnya ada
daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda, maka tidak akan diberi
pelajaran naik sepeda roda tiga.
Berkembangnya motorik pada anak di tentukan dari
beberapa prinsip yang di kemukakan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari
(2004:19-21) ada lima prinsip perkembangan motorik pada bayi yang baru lahir
sampai usia dua tahun yang telah dilakukan dari sejumlah studi longitudinal,
yaitu:
a. Perkembangan
motorik tergantung pada kematangan syaraf, contohnya gerakan-gerakan bayi yang
baru lahir bersifat gerakan refleks. Ini karena kemasakan pusat syaraf yang
lebih rendah dari pada otak, yang bertempat dalam urat syaraf tulang belakang
yang mempengaruhi gerakan refleks pada waktu lahir berkembang lebih baik dari
pada pusat syaraf yang terdapat didalam otak.
b. Belajar
keterampiln motorik tidak terjadi sebelum anak matang untuk suatu perkembangan.
Misalnya belajar berjalan pada anak akan sia-sia kalau syaraf dan otot untuk
berjalan belum masak. Bahkan kalau dipaksakan akan memberi pengaruh negatif
pada anak.
c. Perkembangan
motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan. Dalam hal ini, urutan
perkembangan motorik sesuai dengan hukum Cephalocaudal dan hukum Proximodistal.
Hukum Cephalocaudal menetapkan bahwa perkembangan motorik menyebar keseluruh
tubuh mulai dari kepala menuju ujung kaki. Contohnya dapat terlihat bahwa bayi
mula-mula dapat menggerakan bagian kepala dari pada bagian kaki. Bayi sudah
dapat mengangkat kepala sampai 45% tetapi kaki belum mampu untuk berdiri.
Hukum Proximodistal menerangkan bahwa perkembangan
motorik dari titik poros tengah tubuh menuju ke anggota-anggota tubuh.
Contohnya tampak waktu bayi menjangkau benda. Untuk menjangkau benda, bayi
menggunakan bahu sebelum dapat menggunakan siku, pergelangan tangan, dan
jari-jari tangan. Perkembangan berikutnya bayi dapat meraih benda dengan
sikunya, dan berkembang lagi sehingga dapat meraih dengan telapak tangannya,
akhirnya dapat mejumput benda dengan ibu jari dan telunjuknya.
Dari contoh ini tampak bahwa motorik kasar
berkembang terlebih dahulu, selanjutnya diikuti perkembangan motorik halus.
Perkembangan motorik kasar dibantu oleh otot-otot kasar, misalnya otot bahu,
otot pergelangan tangan. Sedanghan perkembangan motorik halus dibantu oleh
otot-otot halus, misalnya otot-otot yang terdapat pada jari-jari tangan,
jari-jari kaki, bibir, dan sebagainya.
d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan
motorik.
Karena
perkembangan motorik dapat diramalkan, maka dapat diketahui umur berapa awal
suatu perkembangan dimulai. Berdasarkan umur rata-rata suatu awal perkembangan
motorik, dimungkinkan untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik lainnya.
Norma tersebut dapat digunakan untuk petunjuk atau untuk menilai normal
tidaknya perkembangan anak.
e. Perbedaan individu dalam laju perkembangan
motorik.
Walaupun
tahap-tahap perkembangan motorik anak mempunyai urutan tetap, tetapi ada
variasi mengenai kapan suatu perkembangan motorik dilakukan anak. Misalnya ada
anak yang sudah dapat duduk dengan dibantu dan kepala tegak pada umur setengah
bulan, tetapi anak lain baru bias melaksanakan kegiatan tersebut pada umur tiga
bulan. Contoh lain ada anak yang dapat duduk tanpa batuan pada umur enam
setengah bulan, tetapi anak lain baru dapat melaksakan kegiatan pada umur sepuluh
bulan.
2.4
Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak berdasarkan Tahapan Usianya
Perkembangan anak
balita, sangatlah penting, antara lain:
·
Sebagai dasar untuk perkembangan
selanjutnya yakni prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja
- Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
1.
Kesehatan dan gizi yang baik dari pada ibu hamil, bayi dan anak prasekolah.
2.
Stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas.
- Keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental sosial anak balita.
Perkembangan motorik
halus berdasarkan tahapan usia (0-2 tahun), adalah:
a. Dari lahir sampai 3 bulan:
- Belajar mengangkat kepala
- Belajar mengikuti objek dengan matanya
- Melihat kemuka seseorang dan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
- Menahan barang yang dipegangnya
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b. Dari 3 sampai 6 bulan:
- Mengangkat kepala sampai 90° dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
- Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
- Menaruh benda-benda dimulutnya
- Berusaha memperluas lapangan pandangan
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
- Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c. Dari
6 sampai 9 bulan:
- Dapat duduk tanpa dibantu
- Dapat tengkurep dan berbalik sendiri
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang\
- Memindahkan benda dari 1 tangan ketangan yang lain
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Bergembembira dengan melempar benda-benda
- Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
- Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain
- Mulai berpartisipasi dalam permainan, tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
d. Dari
9 sampai 12 bulan:
- Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Menirukan suara
- Mengulang bunyi yang didengarnya
- Belajar menyatakan satu atau dua kata
- Mengerti perintah sederhana atau larangan
- Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda kemulutnya
- Berpartisipasi dalam permainan
e. Dari 12 sampai 18 bulan:
- Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
- Menyusun 2-1 kotak
- Dapat mengatakan 5-10 kata
- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
f. Dari
18 sampai 24 bulan:
- Naik turun tangga
- Menyusun 6 kotak
- Menunjuk mata dan hidungnya
- Menyusun 2 kata
- Belajar makan sendiri
- Menggambar garis di kertas atau pasir
- Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
- Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
- Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.
2.5
Bentuk Stimulasi dan Tabelnya
Pencapaian kemampuan
motorik halus (adiftif) anak akan tampak pada usia 2-5 tahun. Berikut tahapan
kemampuan sesuai usia yang dapat dimiliki oleh seorang anak:
Usia 0 – 1 tahun =>
Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya,
yang semakin bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua
muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks. “Gerakan seperti mengisap puting
susu ibu, gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan,
dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan refleks yang
bertujuan untuk bertahan hidup,” gerak refleks seharusnya distimulasi agar
kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak refleks tangan
distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi memiliki kemampuan
menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang bertahap dan
berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan keterampilan menggenggam
pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga
akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna. Kemampuan kinestetik lain
yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak. Kemampuan
ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri, dan
berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia
tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha
bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan,
diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi
mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan
banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah sel
otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak
mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.
Usia 1 - 2 tahun =>
Di usia setahun, seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah
terbentuk. Untuk itu, perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan
pada bentuk, media, tingkat kesulitan, dan lainnya. Pada usia ini kemampuan
perkembangan motorik halus yang dimiliki pada anak biasanya berupa mencontoh
bentuk-bentuk yang melingkar, mampu menyusun dan membangun tugu yang terdiri
dari 7 buah balok, memasukan sendok kosong kedalam mulut dengan benar. Sebagian
anak juga mampu membuka satu persatu halaman bukunya, memegangi gelas dengan
satu tangan. Bahkan ada anak yang dapat menggunting dan melipat kertas sambil
bercakap-cakap. Sedangkan cara yang mudah untuk mengembangkan kemampuan motorik
kasar pada usia ini adalah dengan banyak bermain bersama anak seperti berlari,
melompat, melempar, menangkap, berguling, dan lain-lain.
Anak akan lebih mudah
belajar melempar daripada menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau
benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola. Dengan
cara ini pula kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila
anak sudah mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah.
Contohnya, menambah jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar
dengan yang kecil, serta arah lemparan semakin cepat.
Teknik-teknik tersebut
akan membantu menguatkan otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan
motorik halus dan kasar, koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan
reaksi, dan kelenturan. Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari
sel-sel otak. Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan
menulis, menggambar, melukis, dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa
dilatih mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua
kaki, serta menaiki anak tangga (tentu dibantu orang dewasa). Dibawah ini
adalah tabel stimulasi:
Kemp.motorik halus
|
Bentuk stimulasi
|
Mengambil benda kecil dengan ibu jari
atau telunjuk
Membuka 2-3 halaman buku secara
bersamaan
Menyusun menara dari balok
Memindahkan air dari gelas ke gelas
lain
Belajar memakai kaus kaki sendiri
Menyalakan TV dan bermain remote
Belajar mengupas pisang
|
Menjumput kismis
Berikan buku tulis atau bacaan
Berikan balok
Berikan 2 gelas dan air
Biarkan anak memakai kaos kaki sendiri
Memencet tombol TV
Berikan anak buah pisang
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang
sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Perkembangan motorik meliputi
motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
belajar dan berlatih.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut ini yaitu faktor Genetik, faktor Kesehatan pada Periode Pranatal, faktor
Kesulitan dalam Kelahiran, faktor Kesehatan dan Gizi, rangsangan, perlindungan,
prematur, kelainan, kebubayaan.
3.2
Saran
Dalam menyusun makalah
ini,penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Manusia
adalah tempatnya salah,karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha
Esa.Oleh karena itu,demi memperbaiki makalah ini penulis mengharapkan kritik
maupun saran yang membangun dari pembaca sekalian.
DAFTAR
PUSTAKA
Markum, 1991.Ilmu
Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Soetjiningsih,1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC
Yuki,2011.Pertumbuhan
Fisik dan intelek Anak.http://pertumbuhan-fisik-dan-intelek-anak.htm/
Diunduh pada hari Kamis 3-10-2013 pukul 20.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar