Kamis, 17 Oktober 2013

perkembangan motorik anak usia 0-2 tahun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan perkembangan motorik?
1.2.2 Apa perbedaan antara motorik kasar dengan motorik halus?
1.2.3 Bagaimanakah tahapan perkembangan motorik halus pada anak usia 0-2 Tahun?
1.2.4 Bagaimanakah bentuk stimulasi dari tahapan perkembangan motorik anak usia 0-2 Tahun?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi perkembangan motorik
1.3.2 Mengetahui perbedaan antara motorik kasar dengan motorik halus
1.3.3 Mengetahui tahapan perkembangan motorik halus pada anak usia 0-2 Tahun
1.3.4 Mengetahui bentuk stimulasi dari tahapan perkembangan motorik anak usia 0-2 Tah


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian
Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasrkan oleh proses motorik. Karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement), maka setiap penggunaan kata motorik selalu dikaitkan denga gerak dan didalam penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.

2.2 Perbedaan Motorik Halus dan Motorik Kasar
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
 Kemampuan motorik yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan diawali dengan koordinasi tubuh, duduk, merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan. Hal ini ditentukan oleh perkembangan kekuatam otot tulang, koordinasi otak untuk menjaga keseimbangan tubuh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik yaitu:
1.      Faktor Genetik
Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik, cerdas, menyebabkan perkembangan motorik aindividu tersebut menjadi baik dan cepat.
2.      Faktor Kesehatan pada Periode Pranatal
Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin, dapat membantu memperlancar perkambangan motorik anak.
3.      Faktor Kesulitan dalam Kelahiran
Anak yang mengalami kesulitan dalam kelahiran, misalnya dalam perjalanan kelahiran, kelahiran dengan bantuan alat (vakum, tang) sehingga anak mengalami kerusakan otak, akan memperlambat perkembangan motorik anak.
4.      Faktor Kesehatan dan Gizi
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat semua bagian tubuh, akan memprecepat perkembangan motorik.
5.      Rangsangan
Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakan semua bagian tubuh, akan mempercepat perkembangan motorik.
6.      Perlindungan
Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh, akan menghambat perkembangan motorik anak.
7.      Prematur
Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya memperlambat perkembangan motorik.
8.      Kelainan
Individu yang mengalami kelainan, baik fisik maupun psikis, sosial, mental, biasasanya mengalami kehambatan perkembangan motorik.
9.      Kebubayaan
Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak. Misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda, maka tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.
Berkembangnya motorik pada anak di tentukan dari beberapa prinsip yang di kemukakan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari (2004:19-21) ada lima prinsip perkembangan motorik pada bayi yang baru lahir sampai usia dua tahun yang telah dilakukan dari sejumlah studi longitudinal, yaitu:
a.       Perkembangan motorik tergantung pada kematangan syaraf, contohnya gerakan-gerakan bayi yang baru lahir bersifat gerakan refleks. Ini karena kemasakan pusat syaraf yang lebih rendah dari pada otak, yang bertempat dalam urat syaraf tulang belakang yang mempengaruhi gerakan refleks pada waktu lahir berkembang lebih baik dari pada pusat syaraf yang terdapat didalam otak.
b.      Belajar keterampiln motorik tidak terjadi sebelum anak matang untuk suatu perkembangan. Misalnya belajar berjalan pada anak akan sia-sia kalau syaraf dan otot untuk berjalan belum masak. Bahkan kalau dipaksakan akan memberi pengaruh negatif pada anak.
c.       Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan. Dalam hal ini, urutan perkembangan motorik sesuai dengan hukum Cephalocaudal dan hukum Proximodistal. Hukum Cephalocaudal menetapkan bahwa perkembangan motorik menyebar keseluruh tubuh mulai dari kepala menuju ujung kaki. Contohnya dapat terlihat bahwa bayi mula-mula dapat menggerakan bagian kepala dari pada bagian kaki. Bayi sudah dapat mengangkat kepala sampai 45% tetapi kaki belum mampu untuk berdiri.
Hukum Proximodistal menerangkan bahwa perkembangan motorik dari titik poros tengah tubuh menuju ke anggota-anggota tubuh. Contohnya tampak waktu bayi menjangkau benda. Untuk menjangkau benda, bayi menggunakan bahu sebelum dapat menggunakan siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan. Perkembangan berikutnya bayi dapat meraih benda dengan sikunya, dan berkembang lagi sehingga dapat meraih dengan telapak tangannya, akhirnya dapat mejumput benda dengan ibu jari dan telunjuknya.
Dari contoh ini tampak bahwa motorik kasar berkembang terlebih dahulu, selanjutnya diikuti perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik kasar dibantu oleh otot-otot kasar, misalnya otot bahu, otot pergelangan tangan. Sedanghan perkembangan motorik halus dibantu oleh otot-otot halus, misalnya otot-otot yang terdapat pada jari-jari tangan, jari-jari kaki, bibir, dan sebagainya.
  d.  Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik.
Karena perkembangan motorik dapat diramalkan, maka dapat diketahui umur berapa awal suatu perkembangan dimulai. Berdasarkan umur rata-rata suatu awal perkembangan motorik, dimungkinkan untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik lainnya. Norma tersebut dapat digunakan untuk petunjuk atau untuk menilai normal tidaknya perkembangan anak.
e. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik.
Walaupun tahap-tahap perkembangan motorik anak mempunyai urutan tetap, tetapi ada variasi mengenai kapan suatu perkembangan motorik dilakukan anak. Misalnya ada anak yang sudah dapat duduk dengan dibantu dan kepala tegak pada umur setengah bulan, tetapi anak lain baru bias melaksanakan kegiatan tersebut pada umur tiga bulan. Contoh lain ada anak yang dapat duduk tanpa batuan pada umur enam setengah bulan, tetapi anak lain baru dapat melaksakan kegiatan pada umur sepuluh bulan.

2.4 Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak berdasarkan Tahapan Usianya
Perkembangan anak balita, sangatlah penting, antara lain:
·         Sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja
  • Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
1. Kesehatan dan gizi yang baik dari pada ibu hamil, bayi dan anak prasekolah.
2. Stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas.
  • Keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental sosial anak balita.


Perkembangan motorik halus berdasarkan tahapan usia (0-2 tahun), adalah:
a.      Dari lahir sampai 3 bulan:
  • Belajar mengangkat kepala
  • Belajar mengikuti objek dengan matanya
  • Melihat kemuka seseorang dan tersenyum
  • Bereaksi terhadap suara/bunyi
  • Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
  • Menahan barang yang dipegangnya
  • Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b.      Dari 3 sampai 6 bulan:
  • Mengangkat kepala sampai 90° dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
  • Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
  • Menaruh benda-benda dimulutnya
  • Berusaha memperluas lapangan pandangan
  • Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
  • Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c.       Dari 6 sampai 9 bulan:
  • Dapat duduk tanpa dibantu
  • Dapat tengkurep dan berbalik sendiri
  • Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang\
  • Memindahkan benda dari 1 tangan ketangan yang lain
  • Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
  • Bergembembira dengan melempar benda-benda
  • Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
  • Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain
  • Mulai berpartisipasi dalam permainan, tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
d.      Dari 9 sampai 12 bulan:
  • Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
  • Dapat berjalan dengan dituntun
  • Menirukan suara
  • Mengulang bunyi yang didengarnya
  • Belajar menyatakan satu atau dua kata
  • Mengerti perintah sederhana atau larangan
  • Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda kemulutnya
  • Berpartisipasi dalam permainan
e.       Dari 12 sampai 18 bulan:
  • Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
  • Menyusun 2-1 kotak
  • Dapat mengatakan 5-10 kata
  • Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
f.       Dari 18 sampai 24 bulan:
  • Naik turun tangga
  • Menyusun 6 kotak
  • Menunjuk mata dan hidungnya
  • Menyusun 2 kata
  • Belajar makan sendiri
  • Menggambar garis di kertas atau pasir
  • Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
  • Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
  • Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.


2.5 Bentuk Stimulasi dan Tabelnya
Pencapaian kemampuan motorik halus (adiftif) anak akan tampak pada usia 2-5 tahun. Berikut tahapan kemampuan sesuai usia yang dapat dimiliki oleh seorang anak:
Usia 0 – 1 tahun => Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks. “Gerakan seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan, dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan refleks yang bertujuan untuk bertahan hidup,” gerak refleks seharusnya distimulasi agar kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi memiliki kemampuan menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang bertahap dan berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna. Kemampuan kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak. Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri, dan berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah sel otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.
Usia 1 - 2 tahun => Di usia setahun, seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu, perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan, dan lainnya. Pada usia ini kemampuan perkembangan motorik halus yang dimiliki pada anak biasanya berupa mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar, mampu menyusun dan membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok, memasukan sendok kosong kedalam mulut dengan benar. Sebagian anak juga mampu membuka satu persatu halaman bukunya, memegangi gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak yang dapat menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap. Sedangkan cara yang mudah untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar pada usia ini adalah dengan banyak bermain bersama anak seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, berguling, dan lain-lain.
Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola. Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah. Contohnya, menambah jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang kecil, serta arah lemparan semakin cepat.
Teknik-teknik tersebut akan membantu menguatkan otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi, dan kelenturan. Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak. Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis, menggambar, melukis, dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak tangga (tentu dibantu orang dewasa). Dibawah ini adalah tabel stimulasi:

Kemp.motorik halus
Bentuk stimulasi
Mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk

Membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan

Menyusun menara dari balok

Memindahkan air dari gelas ke gelas lain
Belajar memakai kaus kaki sendiri

Menyalakan TV dan bermain remote

Belajar mengupas pisang
Menjumput kismis


Berikan buku tulis atau bacaan
    

Berikan balok

Berikan 2 gelas dan air  
Biarkan anak memakai kaos kaki sendiri

Memencet tombol TV

Berikan anak buah pisang




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini yaitu faktor Genetik, faktor Kesehatan pada Periode Pranatal, faktor Kesulitan dalam Kelahiran, faktor Kesehatan dan Gizi, rangsangan, perlindungan, prematur, kelainan, kebubayaan.
3.2 Saran
Dalam menyusun makalah ini,penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Manusia adalah tempatnya salah,karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.Oleh karena itu,demi memperbaiki makalah ini penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca sekalian.









DAFTAR PUSTAKA


Markum, 1991.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Soetjiningsih,1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC

Yuki,2011.Pertumbuhan Fisik dan intelek Anak.http://pertumbuhan-fisik-dan-intelek-anak.htm/ Diunduh pada hari Kamis 3-10-2013 pukul 20.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar